Apakah kamu tau rasanya saling mencintai? Aku tidak pernah tau. Begitupun dengan rasanya memiliki, apakah kamu tau? Tentu aku tak pernah tau. Aku telah mencintaimu dari dulu.
Dikenalkan seorang kaka kelas teman satu ekskulku. Sebut saja namanya Teh Widya.
Saat itu aku sedang mencari seseorang yang harusnya mengisi hatiku. Aku mencari-cari orang itu, dan Teh Widya menyarankan kamu. Katanya jika disandingkan kamu dan aku begitu cocok. Muka kita mirip. Warna kulit putih,bibir merah tebal dan Teh Widya bilang “ganteng sama cantik itu cocok.” Akupun hanya tersipu malu saat Teh Widya dengan seriusnya mengatakan itu.
Kamipun akhirnya dikenalkan satu sama lain lewat Teh Widya. Hari pertama dia mengirimiku satu buah pesan singkat,yang isinya… “hey Ratu” , “iya ini siapa?” , “Ini Luthfi temennya Widya J ” dan seterusnya kamipun saling berkenalan lewat pesan singkat.
Sampai pada suatu hari Ka Luthfi yang sering kusebut Kaka Ganteng itu menyuruhku untuk mendatangi kelasnya. Awalnya aku malu, tak pantas jika wanita harus menghampiri laki-laki yang baru dikenalnya. Tapi karna sedikit paksaan akupun datang kekelasnya dengan ditemani sahabatku yaitu Silo.
Waktu itu sore-sore setelah bel pulang sekolah dan sedang hujan rintik-rintik. Kelasnya diatas sebelah lapangan tennis. Disana banyak teman-temannya. Aku malu setengah mati. Setibanya di depan kelas ka Luthfi, yang muncul malah teh Widya. Akhirnya teh Widya memanggil ka Luthfi untuk keluar kelas.
Aku tak pernah menyangka di pertemuan pertama ini Ka Luthfi akan sangat bersikap baik padaku. Karna di sms saja terkadang dia terkesan jutek. Dan yang lebih tak kusangka lagi dia memberiku sebuah bingkisan dengan dibungkus kertas kado bermotif hati. Asalnya aku menolak karna kami kan baru saja kenal, mana mungkin bisa langsung menerima hadiah. Tapi dia memaksa dan dia berkata “ini buat tanda perkenalan ya de, jangan dulu dianggap lebih J” ucapnya lembut. Tentu saja saat itu aku bagai ikan berenang tanpa duri-durinya. Bagai bburung terbang tanpa sayapnya. sesuatu hal yang aku bayangkan saja belum pernah tetapi malah terjadi. Akhirnya aku terima hadiah sebagai ‘tanda perkenalan’ itu.
Sesampainya dirumah, aku membuka hadiah dari ka Luthfi. Dan kalian tau apa? Isinya adalah sebuah boneka babi berukuran kecil, berwarna merah muda dan ada pita bermotif hati diatas kepalanya. Sungguh indah. Boneka itu selalu aku simpan dipinggir bantal di tempat tidurku. Selalu menemaniku saat petang hingga malam hingga aku tertidur lelap dan akhirnya mentari membangunkanku lagi dipagi hari.
Sesampainya dirumah, aku membuka hadiah dari ka Luthfi. Dan kalian tau apa? Isinya adalah sebuah boneka babi berukuran kecil, berwarna merah muda dan ada pita bermotif hati diatas kepalanya. Sungguh indah. Boneka itu selalu aku simpan dipinggir bantal di tempat tidurku. Selalu menemaniku saat petang hingga malam hingga aku tertidur lelap dan akhirnya mentari membangunkanku lagi dipagi hari.
boneka babi sebelah kanan itu hadiah perkenalan dr ka Luthfi
Hubunganku dengan ka Luthfi semakin dekat. Semakin dekat dan semakin dekat. Kami sekan sudah mengerti isi hati masing-masing. Tapi sayangnya saat itu ada kaka kelas mendekatiku dan dia memintaku tuk jadi kekasihnya. Namanya Dio. Aku bingung harus memilih siapa. Disatu sisi aku telah lama dekat dengan Ka Luthfi, tapi disisi lain Ka Dio menembakku.
Sebenarnya aku lelah jika hanya terus diberi harapan kosong. Aku lelah jika harus terus bersama Ka Luthfi yang tak pernah memberi penjelasan kemana hubungan ini akan diteruskan. Ke status berpacaran atau akhirnya hanya teman saja? Akhirnya aku menerima ka Dio tuk jadi kekasihku.
dio
1 bulan berpacaran, akupun putus dengan Ka Dio. Setelah putus dari ka Dio aku berpacaran dengan Ali yang satu tempat kumpul dengan Ka Luthi, BK. Aku dan Ali berpacaran 5 bulan. Jujur kadang aku masih sering ingat akan Ka Luthfi. Tapi apa mau dikata, dia hanyalah pemberi harapan kosong. Setelah putus dari Ali, aku berpacaran dengan Desma, hanya 1 bulan.ali,desma
Putus dari Desma, Ka luthfi mendekatiku lagi. Semuanya berubah lagi seperti dulu. Aku dan Ka Luthfi sudah seperti sepasang kekasih, saling memberi dan berbagi perhatian. Pada suatu waktu aku janji membawakannya bekal makan. Aku bersikeras untung bangun pagi, jam 4 aku bangun untuk membuat bekal ka Luthfi.
Sesampainya disekolah, bekal yang kubawa tidak dimakannya. Ia malah sibuk bermain bola. Kesal memang. Tapi tak apalah mungkin ini yang namanya pengorbanan.
Keesokan harinya, luthfi mengirimiku sebuah sms “de, ada sms dr temen kaka ngga?” , “hah? Dari siapa ka? Ngga ada kok” , “itu temen kaka ada yang suka sama ade, oh ga ada ya? Yaudadeh gpp de.” Deg! Tertegun hatiku saat membaca sms itu.
Mengapa dia malah memberikan kesempatan kepada temannya untuk dekat denganku? Mengapa bukan dia saja yang mengatakan kalaulah dia yang menyukaiku? Aahh terlalu banyak pertannyaan dibenakku saat ini. Akhirnya akupun mengaggap semua itu angin lalu.
Bersambung~